A. Pengertian IFRS
IFRS adalah singkatan dari International
Financial Accounting Standard yang merupakan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional. IFRS adalah bagian dari akuntansi internasional yang
mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap negara. IFRS kadang-kadang
bertentangan dengan IAS (International Accounting Standards) yaitu standar
international sebelum diganti dengan IFRS. International Financial Accounting
Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang berbasis di IASB atau
London International Standards Board. IASB sendiri adalah Organisasi yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Adapun tujuan dari IFRS
adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk bagaimana perusahaan
publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan keuangan mereka. IFRS memberikan
panduan umum untuk penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan
aturan untuk pelaporan industri-spesifik. Memiliki standar internasional
sangat penting untuk perusahaan besar yang memiliki anak perusahaan di berbagai
negara. Mengadopsi satu set standar di seluruh dunia akan menyederhanakan
prosedur akuntansi dengan memungkinkan perusahaan untuk menggunakan satu bahasa
pelaporan untuk seluruh bagian perusahaan. Sebuah standar tunggal juga akan
memberikan investor dan auditor dengan tampilan keuangan yang kohesif.
B. Perkembanagan IFRS di Indonesia
Pada periode 1973-1984,
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk komite prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar
– srtandar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan
prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
Pada periode 1984-1994, Komite PAI melakukan
revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan
prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, komite
standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip - prinsip
akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan - pernyataan standar
akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi
tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi
keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh
IASB.
Pada periode 1994-2004,
ada perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun
1994, telah menjadi kebijakan dari komite Standar Akuntansi keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standarakuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995,
IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar –
standar akuntansi baru yang kebanyakan konsisten dengan IAS.Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat
sendiri.
Pada periode 2006-2008,
merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar
Akuntansi keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar
baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 oktober
2004, 1 juni 2006, 1 September 2007 dan versi 1 juli 2009. Pada tahun 2006
dalam kongres IAI (Cek Lagi Nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi
penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah
taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam
perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
IFRS memiliki
karakteristik, diantaranya :
1. IFRS menggunakan
“Principles Base “ sehingga lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi
atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
2. Standar membutuhkan
penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi
mencerminkan realitas ekonomi.
3. Membutuhkan
proffesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
4. Menggunakan fair
value dalam penilaian.
5. Mengharuskan
pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak
C. Pengungkapan Pelaporan
Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah IFRS
Sebelum IFRS
Sebelum
digunakannya International Financial Reporting Standards (IFRS),
akuntansi di Indonesia menggunakan menggunakan prinsip historical
cost yaitu merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diserahkan atau memperoleh asset pada saat perolehan
atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan jumlah yang dapat distribusikan langsung
ke asset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu (PSAK
19, revisi 2009). Kelemahan dari historical cost adalah kurang
mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini biasanya memungkinkan peluang
pihak menejemen untuk melakukan manajemen laba.
Setelah IFRS
Dampak adopsi IFRS pada
laporan keuangan perusahaan dan pada manajemen perusahaan menunjukan IFRS
memiliki dampak positif terhadap laporan keuangan, peningkatan ekuitas
perusahaan, dan manajemen perusahaan menjadi lebih bertanggungjawab
(accountable).
IFRS menekankan konsep
nilai wajar. Nilai wajar itu sendiri berdasarkan FASB Concept Statement
No. 7 adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran
untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar
dan tanggal pengukuran. Penggunaan konsep IFRS akan berdampak terhadap laporan
keuangan dan kinerja keuangan perusahaan karena terdapat perbedaan pengukuran
terhadap nilai item-item laporan keuangan itu sendiri yang sebelumnya
menggunakan konsep historical cost. Dibawah ini terdapat perbedaan antara
pelaporan keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Tabel 1: Perbedaan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum
dan Setelah Penerapan IFRS
Setelah
IFRS
|
Sebelum
IFRS
|
Komponen
laporan keuangan lengkap terdiri atas :
- Laporan
posisi keuangan (neraca)
- Laporan
laba rugi komprehensif
- Laporan
perubahan ekuitas
- Laporan
arus kas
- Catatan
atas laporan keuangan
- Laporan
posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap
penerapan kebijakan akuntansi
|
Komponen
laporan keuangan lengkap terdiri atas :
- Neraca
- Laporan
laba rugi
- Laporan
perubahan ekuitas
- Laporan
arus kas
- Catatan
atas laporan keuangan
|
Pengungkapan
dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :
Aset :
- Aset
tidak lancar
- Aset
lancar
Ekuitas :
- Ekuitas
yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
- Hak
non pengendali
Liabilitas :
- Liabilitas
jangka panjang.
- Liabilitas
jangka pendek
|
Pengungkapan
dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :
Aset :
- Aset
tidak lancar
- Aset
lancar
Ekuitas :
- Ekuitas
yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
- Hak
non pengendali
Liabilitas :
- Liabilitas
jangka panjang.
- Liabilitas
jangka pendek
|
Penyajian
liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali :
- Liabilitas
jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh
tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai
periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan.
|
Penyajian
liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali :
- Tetap
disajikan sebagai liabilitas jangka panjang
|
Pengakuan
dan pengukuran :
- Biaya
historis.
- Biaya
sekarang ( apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar).
- Nilai
realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas).
- Nilai
wajar.
- Pengakuan
pendapatan.
- Pengakuan
beban.
- Pengungkapan
penuh
|
Pengakuan
dan pengukuran :
- Biaya
historis
- Pengakuan
pendapatan
- Pengakuan
beban
- Pengungkapan
penuh
|
D. Pengungkapan dan
Pelaporan Tahunan Terbaik Periode 2015
Laporan keuangan merupakan
bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun
berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk
laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar
akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan
keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses penyusunan
standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor
lokal suatu negara (Wolk et al., 2001: 4)
Pentingnya laporan keuangan
dimana memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, dapat lebih berarti bagi
pihak – pihak yang berkepentingan apabila laporan keuangan diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih dan dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapat
diperoleh data yang lebih jelas dalam mendukung keputusan yang akan diambil.
Selain itu, dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan, akan diperoleh
semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil – hasil
yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan utama laporan
keuangan dibuat dan disajikan, ada 2, yaitu: (1) Untuk memberikan informasi
tentang posisi dan hasil kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (investor, kreditur, dan
pemerintah) dalam rangka membuat keputusan-keputusan bisnis., dan (2) Untuk
menunjukkan pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan
memenuhi persyaratan bila disusun sedemikian rupa sehingga kedua tujuan
tersebut bisa dicapai.
Sebagai lembaga keuangan
terpercaya dan terbesar di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) mengadakan acara penganugerahan Annual Report
Award (ARA) 2014, Jakarta, Selasa (22/9). Acara ini diadakan dengan
tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi Memenangkan Persaingan Bisnis
dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. ARA terselenggara atas kerja sama
tujuh instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN,
Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan
Governance, PT Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Annual Report Award (ARA)
merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2002 yang
melakukan penilaian terhadap kualitas penyajian informasi dalam Annual Report sebuah perusahaan. Tidak hanya
semata-mata pengungkapan dalam Laporan
Tahunan,
Annual Report Award bertujuan untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik.
Pada tanggal
22September 2015, diselenggarakan acara penganugerahan Annual Report Award
(ARA) 2014. ARA 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat
tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan
Bisnis dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas
keterbukaan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat
untuk dapat menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
perbaikan dalam transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG
diyakini akan meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan
perusahaan dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia
untuk bersaing, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan
regional dan bahkan secara global. Sebagaimana yang selama ini telah dilakukan,
ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi penyelenggara, yaitu
Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal
Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan
Ikatan Akuntan Indonesia.
Peserta ARA 2014 berjumlah
294peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank
Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun
lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali
ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan
sampai dengan 227%.
Gelaran ARA ini sendiri
bertujuan untuk membangun daya saing ekonomi Indonesia untuk menyongsong
integrasi ekonomi Asean 2014 melalui transparansi informasi, dengan indikator
yang utama dalam menilai pemenang dilihat dari aspek implementasi good
corporate governance (GCG). Sehingga, para pelaku pasar (investor) bisa
memberikan kepercayaannya di pasar tanah air. Selain itu, ARA bermanfaat demi
kemajuan perusahaan dan sebagai media komunikasi yang efektif kepada semua
pihak untuk menjelaskan tentang kinerja dan prospek perusahaan di masa
mendatang,
Daftar Pemenang Annual
Report Award 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
|
Kategori
|
Peringkat
|
Nama Perusahaan
|
1
|
BUMN Non Keuangan Listed
|
Juara Umum
|
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
|
2
|
BUMN KEUANGAN LISTED
|
1
|
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
|
3
|
2
|
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
|
|
4
|
3
|
PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk
|
|
5
|
BUMN NON KEUANGAN LISTED
|
1
|
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
|
6
|
2
|
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
|
|
7
|
3
|
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
|
|
8
|
BUMN KEUANGAN NON LISTED
|
1
|
PT Asuransi Jasa Indonesia (Pesero)
|
9
|
2
|
Perum Jaminan Kredit Indonesia
|
|
10
|
3
|
PT TASPEN (Persero)
|
|
11
|
BUMN NON KEUANGAN NON LISTED
|
1
|
PT Pertamina (Persero)
|
12
|
2
|
PT Angkasa Pura II (Persero)
|
|
13
|
3
|
PT Bio Farma (Persero)
|
|
14
|
PRIVATE KEUANGAN LISTED
|
1
|
PT Bank Victoria International Tbk
|
15
|
2
|
PT Bank Central Asia Tbk
|
|
16
|
3
|
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
|
|
17
|
PRIVATE NON KEUANGAN LISTED
|
1
|
PT Wijaya Karya BetonTbk
|
18
|
2
|
PT ElnusaTbk
|
|
19
|
3
|
PTAKR CorporindoTbk
|
|
20
|
PRIVATE KEUANGAN NON LISTED
|
1
|
PT BNI Syariah
|
21
|
2
|
PT Bank Syariah Mandiri
|
|
22
|
3
|
PT Bank Mayora
|
|
23
|
PRIVATE NON KEUANGAN NON LISTED
|
1
|
PT Pupuk Kalimantan Timur
|
24
|
2
|
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
|
|
25
|
3
|
PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia
|
|
26
|
BUMD LISTED
|
1
|
PT Bank DKI
|
27
|
2
|
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
|
|
28
|
3
|
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
|
|
29
|
BUMD NON LISTED
|
1
|
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung
|
30
|
2
|
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
|
|
31
|
3
|
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
|
|
32
|
DANA PENSIUN
|
1
|
Dana Pensiun Bank Indonesia
|
33
|
2
|
DPLKPT Bank Mandiri (Persero) Tbk
|
|
34
|
3
|
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia
|
Referensi :
Firsty Kurnia Putri. “Menguji Perubahan
Kualitas Akrual dan Relevansi Nilai Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Full
Adopsi IFRS“ Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Ursula Claudya & Pratiwi Budiharta.
“Analisis Perbedaan Kualitas Akuntansi Sebelem dan Sesudah Konvergensi IFRS”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Vergiana
Aprilicia, 2014. “Road Map International Financial Reporting
Standard (IFRS) dan Implementasinya di Indonesia”. Jurnal JIBEKA Vol.
8, No. 1. Universitas Ma Chung Malang. (Diakses Pada, 15 April 2016. 19:54
WIB).
Wahyu
Hidayat., 2015.“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Implementasi PSAK Berbasis IFRS”, Universitas Lampung. (Diakses pada , 17
April 2016, 5:49)
Yona
Octiani Lestari. “Konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) Dan Manajemen Laba Di Indonesia”. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. (Diakses Pada, 16 April 2016. 17:43
WIB).
Website
Resmi OJK: www.ojk.go.id (Diakses pada, 16
April 2016, 17:18 WIB).
Penulisan ini untuk Memenuhi Tugas
Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis
oleh : D. Catur Agustina
Dosen
: Jessica Barus, SE., MMSI.
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI