Nama :
Dwi Catur Agustina
Kelas :
3eb20
Npm :
22212277
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan Indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut
dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut
konsekuensi.
Ciri – cirinya :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan oleh sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan
berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
5. Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan
konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.
Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat
disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut
oleh penganut empirisme.
Selanjutnya pengertian penalaran
induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran
mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar,
pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan
sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan
atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran induktif dimulai dengan
pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran
atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
A.
Ciri-ciri penalaran induktif
1. Menyebutkan peristiwa " khusus "
2. Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus
3. Kesimpulan terdapat diakhir paragraf
Contoh
penalaran induktif adalah :
Premis 1 : Ayam punya mata
Premis 2 : Kucing punya mata
Premis 3 : Bebek punya mata
Premis 4 : Kuda punya mata
Konklusi : setiap hewan punya mata
B.
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1.
Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara
umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10
orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan
tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal
Bahasa Indonesia.
2. Analogi
yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki
sifat yang sama.
Contoh :
Danih adalah seorang altlet lari
kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan
kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi
yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat
penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding
atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi
atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu
berlatih.
3. Hubungan
kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling
berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika
dipanaskan emas memuai.
C.
Cara penalaran Induktif ada dua keuntungan adalah sebagai berikut :
1. Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun
ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual
2. Pernyataan yang di hasilkan melalui cara
berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara Induktif
dan Deduktif.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar