KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapatterselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah
yang berjudul “ Kecemasan Berkomputer dan Berkepribadian pada Mahasiswa Akuntansi ” ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari Kepribadian Mahasiswa Akuntansi Terhadap Masyarakat Indonesia pada umumnya.
Penulis menyadari
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itudikarenakan kemampuan penulis yang terbatas.Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata
kuliah Pengantar IlmuEkonomi, serta
berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaatkhususnya bagi
penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semogadapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Jakarta,
22 November 2012
Penulis
KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK
TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA
AKUNTANSI
Bab 1
Pendahaluan
A.
Latar
Belakang
Dalam dekade terakhir, sistem informasi
berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua
bidang. Tingkat pertumbuhan komputer dalam perusahaan
terus bertambah tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer
yang memberikan banyak kemudahan dan keuntungan dalam dunia bisnis. Memiliki
keunggulan dalam bidang teknologi khususnya komputer dapat menjadi nilai
tambah bagi perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang
sedemikian ketatnya. Kondisi tersebut secara langsung memberi dampak pada pola
kerja sistem informasi akuntansi.
Menyadari pentingnya penguasaan teknologi
komputer dalam dunia bisnis, para pengajar akuntansi menekankan
pentingnya penggunaan komputer dan software di
sebagian besar mata kuliah akuntansi untuk membekali para mahasiswa sehingga dapat
meningkatkan nilai jual mereka di masa depan. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan
penggunaan komputer ke dalam kurikulum pengajaran akuntansi. Keberhasilan
program pendidikan akuntansi yang telah terintegrasi dengan komputer ini
sangat dipengaruhi oleh sikap mahasiswa terhadap komputer.
Namun ketika teknologi komputer telah
menjadi elemen yang melengkapi dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan
akuntansi, masih ada mahasiswa yang bereaksi negatif mulai dari tanggapan
yang pasif hingga penolakan yang sangat keras terhadap
penggunaan komputer. Mereka yang bereaksi negatif tersebut percaya bahwa
kelak di dunia kerja mereka dapat menemukan pekerjaan yang tidak dipengaruhi
oleh teknologi komputer.
Dalam menghadapi perkembangan baru
teknologi informasi, seseorang dapat menyikapi kehadiran komputer secara
berbeda dan tak jarang disikapi dengan penolakan.
Penolakan ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan sederhana tentang komputer
atau mungkin juga disebabkan oleh kegelisahan yang mendalam atau ketakutan
berlebih terhadap teknologi komputer (Jay, 1981 dalam Emmons, 2003) yang sering
disebut dengan "computerphobia". Adanya perubahan baru terkadang menimbulkan
tekanan (stress). Tekanan yang timbul dapat berupa anxiety (kecemasan)
namun ada pula yang menghadapinya sebagai tantangan. Kecemasan didefinisikan
sebagai perasaan yang kuat berupa ketakutan (fear) dan keprihatinan yang
tidak berhubungan dengan situasi khusus yang mengancam (Cherrington, 1994 dalam
Wibowo dan Hardiningsih, 2003).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut
tipe kepribadian mereka.
2.
Tingkat
kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut jenis
kelamin mereka.
3.
Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi
menurut IPK mereka.
Bab
2
Pembahasan
1.
Kecemasan Berkomputer
Kecemasan
berkomputer adalah ketakutan atau kecemasan akan dampak teknologi komputer
pada saat ini atau di masa depan yang dapat mengakibatkan konsekuensi
fisiologis. Tingkat kecemasan berkomputer ini akan
diukur menggunakan instrumen CARS. CARS terdiri dari 20 item pernyataan dan
diberi skor 1 hingga 5 di mana 1 menunjukkan jawaban "tidak cemas"
dan 5 menunjukkan jawaban "sangat cemas
sekali". CARS menghasilkan jumlah skor kecemasan
berkomputer dan dirancang untuk membedakan individu yang technophobic atau cemas akan komputer dengan mereka
yang tidak technophobic atau
tidak cemas akan komputer (Rosen dan Weil, 1995). Skor 20-41 akan menunjukkan
tidak technophobia, skor
42-49 menunjukkan technophobia tingkat rendah,
dan skor 50-100 menunjukkan technophobia tingkat
sedang/tinggi.
2.
Tipe
Kepribadian
Tipe
kepribadian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian yang sesuai dengan teori Jung
(1921) yang diukur menggunakan MBTI sehingga nantinya responden akan digolongkan ke dalam satu
dari 16 tipe kepribadian yang
merupakan kombinasi dari kedelapan sifat yang terbagi ke dalam tempat dimensi dikotomi. Skala yang
digunakan untuk mengukur variabel tipe kepribadian ini adalah skala nominal.
3. Jenis Kelamin
Variabel
jenis kelamin diukur dengan menggunakan skala nominal, dibedakan atas kelompok pria atau wanita. Data
diperoleh dari jawaban kuesioner atas pertanyaan jenis kelamin responden.
4. Indeks Prestasi Kumulatif
IPK
dalam penelitian ini dibagi ke dalam empat kategori, yaitu <2,75; 2,76 – 3,00; 3,01 – 3,50; 3,51 – 4,00. Subyek
dalam penelitian ini diminta untuk menunjukkan pada interval mana IPK mereka termasuk.
Pengukuran variabel IPK menggunakan skala nominal.
Instrumen
Instrumen
dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama, mahasiswa melengkapi
MBTI. Mahasiswa kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan tipe
kepribadian mereka. Bagian kedua dari instrumen berisi CARS yang akan menentukan
tingkat kecemasan berkomputer yang ditunjukkan para responden. Selain MBTI
dan CARS, terdapat survei demografis untuk mengumpulkan informasi mengenai
jenis kelamin dan IPK dari setiap responden. Instrumen
MBTI yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe kepribadian individu mengacu
pada Myers dan McCaulley (1985) sedangkan instrumen CARS yang digunakan
untuk mengkur variabel penggunaan komputer mengacu pada Rosen dan Weil
(1995).
Bab
3
Penutup
Kesimpulan
:
Penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena
kecemasan berkomputer terjadi di kalangan mahasiswa akuntansi konsisten
dengan pernyataan Rosen dan Weil (1990). Untuk
mengatasi hal tersebut, pihak kampus mungkin perlu mempertimbangkan
untuk menambah mata kuliah yang berhubungan
dengan sistem informasi berbasis komputer yang sifatnya
wajib di samping melengkapi sarana teknologi komputer di lingkungan kampus
serta mengadakan pelatihan-pelatihan komputer yang bertujuan untuk membuat
mahasiswa lebih mengenal teknologi komputer sehingga diharapkan terjadi
penurunan tingkat kecemasan berkomputer seiring
dengan semakin berkembangnya teknologi.
Saran :
Mahasiswa akuntansi yang merupakan tunas-tunas profesional akuntan.
Penelitian selanjutnya sebaiknya juga meneliti kecemasan berkomputer pada profesional
akuntan. Tingkat computerphobia para profesional akuntan ini kemudian dapat
dibandingkan dengan tingkat computerphobia pada para mahasiswa
akuntansi yang baru saja lulus sehingga dapat diketahui apakah terjadi penurunan
tingkat computerphobia atau setidaknya tidak terjadi peningkatan.
Daftar
Pustaka
Alim, M.A., Hapsari,
T., & Purwanti, L. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.
Cherrington, D.J.
(1994). Organizational
Behaviour. Second
Edition. Allyn & Bacon.
Emmons, B. A. (2003). Computer Anxiety, Communication
Preferences, and Personality Type
in the North Carolina Cooperative Extension Service. Unpublished doctoral
dissertation, North Carolina State University.
Engler, B. (1999). Personality Theories: An Introduction. Fifth
Edition. Boston, MA: Houghton Muffin College Press.
Geyer, P. (1998). Science and Culture in Action: An
Historical Examination of the
Acceptance of the Work of C. G. Jung and
Isabel Myers. Presented at the Third Multicultural Research Conference:
Psychological Type and Culture East and West, Honolulu, HI.
Hawkins, J. (1985).
Computers and girls: Rethinking the issues.
Sex Roles, 13,
165- 180.
Itryah. (2004).
Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dan Jenis Kelamin. Jurnal PSYCHE, 1 (1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar