Minggu, 26 Juni 2016

Analisis Jurnal 3

Topic/Tema     : Akuntansi Manajemen
Judul               : ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN RISIKO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM XL AXIATA TBK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2012
Penulis             : 1. Indra Ricky Onibala
                          2. Parengkuan Tommy
                          3. Paulina Van Rate
Ringkasan
Komunikasi sangat penting buat kita agar bisa berbicara dengan sesama dan mengetahui keadaan atau peristiwa di tempat lain. Dunia yang modern ini komunikasi di lakukan sudah banyak kemajuan, dari sebelumnya menggunakan surat tapi sekarang banyak yang menggunakan sarana telekomunikasi lewat telepon seluler. Telepon seluler adalah salah satu alternatif berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, efisien, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu Rasio Profitabilitas yaitu ROA, ROE, NPM, dan Rasio Nilai Tukar. Rasio Profitabilitas Return on Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Risiko Keuangan (Risiko Nilai Tukar) secara bersama-sama di duga berpengaruh terhadap Harga Saham di XL Axiata Tbk pada periode 2007-2012. Rasio Profitabilitas Return on Assets (ROA) diduga berpengaruh terhadap Harga Saham di XL Axiata Tbk pada periode 2007-2012. Rasio Profitabilitas Return On Equity (ROE) diduga berpengaruh terhadap Harga Saham di XL Axiata Tbk pada periode 2007-2012. Rasio Profitabilitas Net Profit Margin (NPM) diduga berpengaruh terhadap Harga Saham di XL Axiata Tbk pada periode 2007-2012. Risiko Keuangan (Resiko Nilai Tukar) diduga berpengaruh terhadap Harga Saham XL Axiata Tbk pada periode 2007-2012. Pengaruh ROA terhadap Harga Saham, menolak Ho, yang menyatakan diduga ROA tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, dan menerima Ha yang menyatakan diduga ROA berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil ini di dukung juga oleh Nurmalasari (2008) bahwa ROA memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Pengaruh ROE terhadap Harga Saham, menolak Ho, yang menyatakan diduga ROE tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, dan menerima Ha yang menyatakan diduga ROE berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil ini di dukung juga oleh Astrid dan Iin (2012) bahwa ROE memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Pengaruh NPM terhadap Harga Saham, menolak Ho, yang menyatakan diduga NPM tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, dan menerima Ha yang menyatakan diduga NPM berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Astrid dan Iin (2012) yang menyatakan NPM tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Pengaruh Risiko Kurs terhadap Harga Saham, menolak Ho, yang menyatakan diduga Risiko Kurs tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, dan menerima Ha yang menyatakan diduga Risiko Kurs berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Efni (2007) yang menyatakan Kurs tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Jurnal EMBAVol.2 No.1 Maret 2014, Hal. 374-384. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen. Universitas Sam Ratulangi Manado

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D. Catur Agustina
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

Analisis Jurnal 2

Topik/Tema                 : Akuntansi Manajemen
Judul                           : Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Untuk Penilaian Kinerja Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Bitung
Nama Penulis/Peneliti : Olivia Sicilia Prang
Ringkasan

Kebutuhan akan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab merupakan efek dari semakin kompleks dan pentingnya modernisasi organisasi (Trisnawati, 2006:1). Wewenang diberikan dari manajer tingkat atas ke manajer dibawahnya. Pendelegasian wewenang ni menuntut seorang manajer untuk mempertanggungjawabkan hasil kinerjanya kemudian pimpinan perusahaan akan mengevaluasi dan menilai kinerja yang dihasilkan pusat pertanggungjawaban tersebut. Penilaian kinerja dapat diartikan sebagai penilaian secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, perusahaan, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawban sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen. PT. Pelayaran Nasional Indonesia Persero (PELNI) merupakan sebuah perusahaan pelayaran antar pulau milik negara yang berdiri pada tahun 1950. Sejak tahun 2000, pendapatan Pelni dari penumpang kapalnya telah mengalami penurunan sebagai akibat diberlakukannya deregulasi angkutan udara. PT.PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia) merupakan sebuah perusahaan pelayaran yang bergerak dibidang transportasi laut. Pendapatan Pelni dari penumpang kapalnya telah mengalami penurunan sebagai akibat diberlakukannya deregulasi angkutan udara. Selain itu kenaikan harga BBM menyebabkan komponen biaya BBM meningkat dari total biaya perkapalan. Oleh karena itu penerapan akuntansi pertanggungjawaban menjadi penting untuk mengetahui pertanggungjawaban manajemen dalam meningkatkan pendapatan dan mengendalikan biaya sehingga perusahaan juga bisa menilai kinerja manajer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengendalian untuk menilai kinerja manajer. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Hal ini menyebabkan semakin banyak orang yang sebelumnya menggunakan kapal laut beralih menggunakan pesawat terbang. Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya peningkatan biaya bahan bakar , yang mengakibatkan angkutan penumpang dengan menggunakan kapal laut sangat tidak kompetitif dibandingkan model transportasi lainnya. Oleh karena itu, penerapan akuntansi pertanggungjawaban menjadi penting untuk mengetahui pelaksanaan tanggungjawab manajer dalam mengendalikan pendapatan dan biaya sehingga perusahaan juga bisa menilai kinerja manajer pertanggungjawaban. Hasil penelitian sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat pendapatan belum berjalan dengan baik dimana tidak ada analisis lebih lanjut terhadap perbedaan-perbedaan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya. Struktur organisasi PT. Pelni secara jelas telah menggambarkan jenjang wewenang, tanggungjawab, tugas dan kewajiban setiap tingkatan manajemen dengan baik. Perusahaan juga telah merumuskan dengan jelas fungsi-fungsi pokok, tugas dan tanggungjawab unit kerja. Proses penyusunan anggaran pada PT. PELNI telah mengikutsertakan partisipasi manajer-manajer bagian. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Penyusunan anggaran pada PT. PELNI disusun setahun sekali, biasanya pada bulan juli tiap tahunnya. Penyusunan anggaran dilakukan dengan pendekatan top down dan Bottom Up. Anggaran yang dibuat oleh PT. Pelni bersifat realistis dan tidak kaku. Anggaran yang telah ada dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan yang mungkin berubah. PT. Pelni telah membuat laporan pertanggungjawaban berupa laporan realisasi anggaran selama lima Pertanggungjawaban tiap unit usaha, dilakukan masing-masing kepala cabang yang nantinya akan melaporkan anggaran dan realisasi yang terjadi pada unit usaha ke kantor pusat. Perusahaan mengalami selisih untung (favorable) atas pendapatan pada tahun 2008, perusahaan mengalami selisih rugi (unfavorable) pada tahun 2011. Sedangkan perusahaan mengalami selisih untung (favorable) atas biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010, sedangkan perusahaan mengalami selisih rugi (unfavorable) pada tahun 2008. Pada kenyataannya kecil kemungkinan biaya yang sesungguhnya terjadi sama dengan biaya yang dianggarkan karena adanya situasi dan kondisi yang berubahdan terdapat beberapa kemungkinan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, seperti kenaikan harga BBM dan Pencapaian load factor kapal penumpang yang masih bersaing dengan model transportasi lain. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban diatas yang menjadi tolak ukur perusahaan untuk mengukur efisiensi dari pengendalian biaya adalah dengan membandingkan antara biaya usaha dengan biaya standar. Dapat disimpulkan bahwa biaya yang terjadi pada PT. Pelni Cabang Bitung belum efisien karena terdapatnya selisih rugi. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengendalian biaya untuk menilai kinerja pusat biaya yang diterapkan PT. Pelni belum berjalan dengan baik. Meskipun adanya rewars dan punishment untuk para manajer pusat pertanggungjawaban namun Dalam penyusunan anggaran tidak adanya pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali sehingga realisasi biaya Pada PT. Pelni Cabang Bitung belum efisien. Penilaian kinerja dengan indikator anggaran sebagai alat pengendalian biaya dilakukan hanya dengan menggunakan perbandingan antara anggaran biaya dengan realisasi biaya dan perusahaan tidak melakukan penelusuran mendalam sehingga sulit untuk mengambil tindakan koreksi. Hasil penelitian menunjukkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban belum berjalan dengan baik, dimana manajemen belum menerapkan sepenuhnya unsur-unsur akuntansi pertanggungjawaban dan tidak melakukan penelusuran secara mendalam atas penyimpangan yang terjadi.

Jurnal EMBA. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1016-1024. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Universitas Sam Ratulangi Manado.


Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D. Catur Agustina
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


Analisis Jurnal 1

Topik/Tema                 : Akuntansi Perbankan
Judul                           : Determinan Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank Di Indonesia
Nama Penulis/Peneliti : Dyah Utami
Ringkasan

Negara-negara yang telah maju maupun Negara berkembang, menghadapi masalah dalam memelihara kestabilan ekonomi serta masalah pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter dan fiskal yang ditujukan untuk memelihara kestabilan ekonomi, terutama kestabilan harga menyangkut beberapa aspek dan kaitan berbagai variabel makro. Dari segi kebijakan moneter berbagai variabel dan tindakan kebijakan saling berkaitan satu sama lainnya, seperti kebijakan suplai uang, tingkat bunga, perbankan serta kebijakan moneter internasional dalam mekanisme penentuan kurs atau valuta asing. Disamping itu kebijakan fiskal yang merupakan kebijakan di bidang anggaran belanja dan pendapatan negara juga berpengaruh disini. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika, yaitu disiplin ilmu yang dibangun dari berbagai disiplin ilmu yaitu teori ekonomi, matematika danstatistika. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi, pengertian modern regresi adalah sebuah studi bagaimana variable dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variable dependen didasarkan ada nilai variabel independen yang diketahui.
Hasil analisis regresi menunjukkan Suku bunga Singapore Interbank offered rate (Sibor), SBI, kurs bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) pada periode 2000.QI sampai 2009.QIV. Hasil regresi menunjukkan Suku bunga Singapore Interbank offered rate (SIBOR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) pada periode 2000.QI sampai 2009.QIV. Hasil regresi menunjukkan SBI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) pada periode 2000.QI sampai 2009.QIV. Hasil regresi menunjukkan Kurs mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) pada periode 2000.QI sampai 2009.QIV.
Determinan Suku Bunga Pasar Uang 28 Antar Bank. JEJAK, Volume 5, Nomor 1, Maret 2012. Universitas Negeri Semarang.

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D. Catur Agustina
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


ESSAY “Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntasi”

“Mendapatkan pekerjaan yang layak”,  merupakan salah satu tujuan  belajar di Perguruan Tinggi. Hal itu sepertinya telah mengakar pada masyarakat kita. Kuliah di universitas ataupun  perguruan tinggi bukan lagi dengan tujuan utama mencari ilmu, tapi ada motif lain yaitu kelak setelah lulus berharap mendapatkan pekerjaan layak. Pekerjaan dapat menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dari hasil belajar di Perguruan Tinggi. Memang tak bisa kita pungkiri, meski tidak mutlak pekerjaan menentukan berhasil atau tidaknya seseorang, tapi  pada kenyataannya seperti itu.
Berkembangnya zaman, semakin canggihnya teknologi, dan semakin cepatnya arus informasi menyebabkan semakin tingginya kompetisi hidup dalam segala bidang. Dunia kerjapun tak kalah kompetitifnya. Hal  ini dapat kita lihat dengan semakin tingginya syarat yang minta oleh banyak perusahaan bagi calon karyawannya. Salah  satunya adalah jenjang pendidikan. Sebagian besar dari perusahaan, itu apalagi perusahaan besar meminta lulusan Diploma dan Sarjana. Walaupun masih banyak pula yang membutuhkan lulusan Sekolah Menengah Atas atau yang sedejat. Tetapi,  tetap saja  terdapat penempatan berbeda antara  yang  lulusan Sekolah Menengah Atas atau  sederajat dengan  yang lulusan Sarjana. Untuk menghadapinya, selain dengan meningkatkan potensi diri  dengan penguasaan beberapa keterampilan seperti keterampilan berbahasa asing dan penguasaan teknologi seperti  komputer.  Kita juga dituntut untuk pandai-pandai  dalam memilih bidang yang memiliki prospek baik ke depan. Salah satu pilihan itu adalah Akuntansi. Ditambah lagi menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), setiap tahunnya dibutuhkan tenaga kerja 200.000 orang pada bidang keuangan. Artinya dari segi jumlah sangat besar sekali. Sedangkan, out put  perguruan tinggi di Indonesia negeri dan swasta baru sekitar 4000  orang. Kebutuhan tenaga kerja masih tidak berimbang antara yang dibutuhkan dan yang dihasilkan. Kesempatan untuk mencari harapan dimasa depan dibidang ini masdih sangat lebar.
Perusahaan apa yang bersedia menggaji tinggi saya? Perusahaan apa yang memberikan saya jenjang karir yang bagus? Perusahaan apa yang bisa menjamin masa depan kesejahteraan saya, istri, dan anak saya kelak?

Pertanyaan-pertanyaan di atas kerapkali dilontarkan oleh setiap pencari kerja (job seeker) terutama yang memiliki pembekalan kemampuan keilmuan secara teori dan praktik yang dalam hal ini berkaitan dengan akuntansi. Tidak salah memang apa yang diharapkan itu dan memang sesuai nalar jika calon pekerja memiliki kemampuan yang dicari-cari oleh pemberi kerja apalagi kemampuannya unik alias jarang dimiliki oleh orang lain. Setelah itu, barulah kita berbicara jenjang karier bagi lulusan akuntansi. Entah mencari perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi, gaji tinggi, prospek baik, entah apa pun itu, insya Allah semua ada jalan. Bahkan perusahaan akan memburu orang-orang yang mengikuti kaidah yang sudah diuraikan sebelum Anda yang memburu perusahaan itu.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) RI, tingkat penggangguran terbuka (TPT) pada terakhir Februari 2013 mencapai 5,29% di mana jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7 .170. 523 orang dengan latar belakang pendidikan dari universitas hingga yang tidak/ belum pernah sekolah. Ini sungguh mencengangkan sebab tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Teruknya lagi pengembangan kawasan bisnis, niaga, dan pemerintahan terpusat di pulau Jawa saja khususnya di provinsi DKI Jakarta. Mau tidak mau, pencari kerja harus betul-betul membekali diri dengan ilmu teori dan praktik secara mendalam dan memiliki ketekunan dalam berusaha. Lain halnya dengan lulusan yang berpotensi sebagai pencipta lapangan kerja.
Oleh karena itu, ada beberapa kiat untuk melalui tahapan-tahapan kerja yang ideal bagi lulusan akuntansi sehingga tidak menjadi idealis yang tak realistis.

  1. Menjelang kelulusan kuliah, pastikan Anda mencari tahu dengan pasti ingin dibawa ke mana gelar S.E. yang akan disandingkan dengan nama Anda itu. Lulusan jurusan akuntansi saja akan mendapat gelar S.E. saja jika Anda tidak mengambil pendidikan profesi akuntan.
  2. Pahami pekerjaan yang cocok dengan lulusan tersebut namun jangan sekali-kali menutup peluang untuk bekerja dengan bidang yang bertentangan dengan gelar yang dimaksud. Tentunya ini adalah langkah akhir jika sebelumnya lamaran Anda di bidang akuntansi tidak diterima. Tidak jarang seorang lulusan akuntansi berprofesi sebagai staf marketing, manajer customer service, dll. Sebaliknya lulusan teknik informatika bisa bekerja sebagai teller atau manajemen risiko di sebuah bank. Jadi, perlu ilmu-ilmu terapan sebagai nilai tambah keunikan Anda.
  3. Mencari perusahaan tidak harus yang memiliki gedung kantor menjulang tinggi dan berada di kawasan niaga elite. Tidak ada jaminan jenjang karier yang cerah hanya dengan memandang suatu identitas fisik. Carilah setidaknya perusahaan yang bonafide dan memang secara nyata menjamin kesejahteraan karier Anda. Jadikan awal bekerja Anda sebagai pengalaman kerja yang menarik dan mengasah kemampuan Anda di dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Dari sinilah Anda harus membuktikan kemampuan akuntansi dan kontribusi maksimal untuk perusahaan. Perlu diketahui bahwa perusahaan besar lebih banyak yang menyukai calon pegawai lulusan akuntansi yang memiliki pengalaman kerja, lain halnya dengan program MT yang memerlukan tenaga yang masih segar (fresh graduated).

  1. Akuntansi dapat dikatakan juga sebagai teknologi. Akuntansi kontemporer menggunakan sistem terpadu untuk menjalankan siklus akuntansi secara otomatis, tepat, dan akurat. Lulusan akuntansi harus mahir menggunakan sistem akuntansi yang sudah banyak diciptakan dalam bentuk software seperti Zahir dan MYOB.
Selain dari itu semua harus disertakan Doa dan Usaha yang sungguh-sungguh jika ingin mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita mau.
Daftar Pustaka
 Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D. Catur Agustina
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


Senin, 09 Mei 2016

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL


   A.  Pendahuluan
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC)  pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-olah keduanya memiliki arti yang sama. Padahal berbeda.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi: (1) Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan), (2) Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat  berharga dan pencatatan pada bursa efek,  (3) Standar audit.

      BManfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
1.      Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
2.      Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
3.      Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
4.      Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
5.      Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untukmeningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.
v  Survei Harmonisasi Internasional

·         Keuntungan Harmonisasi Internasional
Para pendukung harmonisasi internasional mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain: (a) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal, (b) Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang, (c) Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi, (d) Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.


·         Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian politik nasional seringkali berpengaruh terhadap standar akuntansi bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar akuntansi.

Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas: (1) Rekonsiliasi, dan (2) Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik”/resiprositas).
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangn lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
·         Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS.

Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari: (a) Perjanjian internasional atau politis, (b) Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara profesional), (c) Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar ini akan diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi.

     CBeberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
     1959. Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
     1961. Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
    1966.Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
    1973.Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
    1976.Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
    1977.Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
   1977.Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
    1978.Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
   1981.IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
   1984.Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
   1987.Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
   1989.IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
   1995.Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
   1995.Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
   1996.Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
   1998.IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
   1999.Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
   2000.IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
   2001.Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya  pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
   2001.Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April.  Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
   2002.Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
   2002.IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
   2003.Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
   2003.IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

   D. Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
 Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
   1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
   2. Komisi Uni Eropa (EU)
   3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
   4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5 5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD)
  6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)

    EBadan Standar Akuntansi Internasional
Tujuan IASB adalah: (1) Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan, (2) Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat, (3) Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi.

 Struktur IASB yang Baru
IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001, setelah direorganisasi, akan mencakup badan berikut: (1) Badan wali (2) Dewan IASB, (3) Dewan penasihat standar, (4) Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC).

        Pengakuan dan Dukungan Bagi IASB
Akhirnya, penandatanganan “Perjanjian Norwalk” tahun 2002 oleh IASB dan Badan Standar Akuntansi Keuangan AS memberi sinyal adanya komitmen badan pembuat standar nasional terhadap konvergensi yang mengarah pada satu set standar akuntansi internasional tunggal diseluruh dunia.
·         Respons Komisi Pasar Modal AS Terhadap IFRS
SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan yang mencatat saham pada bursa efek AS. Namun demikian, SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standar akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran lintas batas.

F.  Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi: (a) Perubahan modal dalam tingkat EU, (b) Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi, (c) Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
·         Direktif Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
Direktif EU keempat, yang dikeluarkan tahun 1978 merupakan satu set aturan akuntansi yang paling luas dan komprehensif dalam kerangka dasar EU.
Direktif ketujuh, yang dikeluarkan pada tahun 1983, membahas masalah-masalah laporan keuangan konsolidasi.
Direktif kedelapan, dikeluarkan tahun 1984, membahas berbagai aspek kualifikasi profesional yang berwenang untuk melaksanakan audit yang diwajibkan oleh hukum.
·         Apakah Upaya Harmonisasi EU Telah Berhasil ?
Keberhasilan upaya harmonisasi EU pada akhir abad ke 20 masih dipertanyakan. Masalah lain adalah sejauh mana negara-negara anggota menetapkan kesesuaian dengan direktif. Dengan demikian, beberapa pihak mempertanyakan apakah akuntansi harmonisasi direktif telah sesuai dengan maksud pada saat direktif tersebut dikeluarkan.

G. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO:
Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat:
o   Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
o   Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
o   Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.

H. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.
Kebanyakan pekerjaan profesional IFAC dialakukan melalui komite tetap. Pada saat penulisan buku ini, komite tetap terdiri dari: (1) Badan Standar Audit dan Asuransi Internasional, (2) Kesesuaian, (3) Pendidikan, (4) Etika, (5) Akuntan Profesional dalam Bisnis, (6) Sektor Publik, (7) Auditor Tradisional.

I. Kelompok Kerja Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Pakar Dalam   Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.

J.  Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industri maju yang berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industri maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota-anggotanya.

v  Contoh Perusahaan yang Menerapkan Harmonisasi Akuntansi Internasional
Dalam laporan keuangan tahunan periode 2014 Perusahaan Bayer, dapat menunjukkan praktik penerapan harmonisasi akuntansi internasional. Diantaranya terdapat bagian dihalaman 296 mengengenai opini auditor. Bahwa dikemukakan Laporan keuangan perusahaan Bayer telah disusun sesuai dengan IFRS.
Audit Opinion
According to § 322 Abs. 3 Satz (sentence) 1 HGB, we state that our audit of the consolidated financial statements has not led to any reservations.
In our opinion based on the findings of our audit, the consolidated financial statements comply, in all material respects, with IFRSs, as adopted by the E.U., and the additional requirements of German commercial law pursuant to § 315a Abs. 1 HGB and give a true and fair view of the net assets and financial position of the Group as at December 31, 2014 as well as the results of operations for the business year then ended, in accordance with these requirements.
 Referensi:
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Buku 2 Edisi 5.  Jakarta: Salemba Empat,2005.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Dosen : Jessica Barus, SE.,MMSI.
                   Nama  : D. C. Agustina
                                K. Anisah

UNIVERSITAS GUNADARMA