Selasa, 23 April 2013

TUGAS ke-1

Tugas Pertama

TUGAS : 
<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Jelaskan perekonomian Indonesia :
<!--[if !supportLists]-->·       Sistem perekonomian Indonesia sangat menentang adanya sistem : free fight liberalism, etatisme (ekonomi komando) dan monopoli.
<!--[if !supportLists]-->·        Perkembangan sistem ekonomi Indonesia setelah orde baru
<!--[if !supportLists]-->·        Berikan gambar ilustrasi untuk memperjelas point no.2 & grafik/Tabel



JAWAB
<!--[if !supportLists]-->1.      Sistem Perekonomian Indonesia sangat Menentang adanya sistem Free fight liberalism, Etatisme, dan Monopoli.
<!--[if !supportLists]-->·      Dengan demikian, di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya:
<!--[if !supportLists]-->a)      <!--[endif]-->Free fight liberalism, ialah adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah. Dengan dampak semakin bertambah luasnya jurang pemisah kaya dan miskin.
<!--[if !supportLists]-->b)      <!--[endif]-->Etatisme, yaitu keikutsertaan pemerintahan yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
<!--[if !supportLists]-->c)       <!--[endif]-->Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti ‘keinginan sang monopoli’.

<!--[if !supportLists]-->·      Perkembangan sistem ekonomi indonesia setelah orde baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut ekonomi Indonesia berkembang pesat, meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Orde Baru
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [[1998].

Politik
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur Administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.

Eksploitasi sumber daya
selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan hampir diseluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Rehabilitasi ini terutama ditujukan untuk :
<!--[if !supportLists]-->a)      <!--[endif]-->Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa paham dan sistem perekonomian yang lama.
<!--[if !supportLists]-->b)      <!--[endif]-->Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi, yang berakibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan kegiatan ekonomi secara umum.
Tercatat bahwa :
<!--[if !supportLists]-->Ø  <!--[endif]-->Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650%
<!--[if !supportLists]-->Ø  <!--[endif]-->Tingkat inflasi tahun 1967 sebesar 120%
<!--[if !supportLists]-->Ø  <!--[endif]-->Tingkat inflasi tahun 1968 sebesar 85%
<!--[if !supportLists]-->Ø  <!--[endif]-->Tingkat inflasi tahun 1969 sebesar 9,9%
Dari data diatas menjadi jelas mengapa rencana pembangunan lima tahun pertama (REPALITA 1) baru dimulai pada tahun 1969.



DAFTAR PUSTAKA




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar