KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan
menyelasaikan tugas Pengantar Bisnis ini.
Selain sebagai tugas, tugas
ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang Pengertianera
globalisasi, sebuah perubahan social berupa bertambahnya keterkaitan di
masyarakat dan elemen-elemen yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi.
Banyak sekali hambatan
dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu, sarana, dan lain – lain.
Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata – mata karena kemampuan
saya, banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam kesempatan ini,
penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak yang telah
membantu.
Saya harapkan makalah
ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada kesalahan dalam makalah
ini saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik
lagi.
Jakarta, 21 November 2012
Pendidikan di era globalisasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu
usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif
dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Dalam konteks globalisasi, pendidikan di
Indonesia perlu membiasakan anak-anak untuk memahami eksistensi bangsa dalam
kaitan dengan eksistensi bangsa-bangsa lain dan segala persoalan dunia.
Pendidikan dimaksudkan sebagai mempersiapkan
anak-anak bangsa untuk menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini
bermartabat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Masa depan yang selalu
berkembang menuntut pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dan menjadi
lokomotif dari proses demokratisasi dan pembangunan bangsa. Pendidikan
membentuk masa depan bangsa. Akan tetapi, pendidikan yang masih menjadi budak
sistem politik masa kini telah kehilangan jiwa dan kekuatan untuk memastikan
reformasi bangsa sudah berjalan sesuai dengan tujuan dan berada pada rel yang
tepat.
Sebagai suatu entitas yang terkait dalam
budaya dan peradaban manusia, pendidikan di berbagai belahan dunia mengalami
perubahan sangat mendasar dalam era globalisasi. Ada banyak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bisa dinikmati umat manusia. Namun
sebaliknya,kemajuan tersebut juga beriringan dengan kesengsaraan banyak anak
manusia, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini.
Masyarakat modern tidak hanya membutuhkan
pendidikan sains dan teknologi, tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan
keimanan, ibadah dan akhlak karena semakin intensnya terjadi kemerosotan akhlak
di kalangan anak-anak mereka karena terpengaruh oleh arus era globalisasi. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian era globalisasi,
memandang lebih jauh globalisasi sebagai ancaman ataukah sebagai tantangan, dan
persiapan yang matang dalam menghadapi arus globalisasi.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1.
Apa pengertian era globalisasi ?
2.
Apakah globalisasi sebagai ancaman ataukah sebagai tantangan ?
3.
Bagaimana persiapan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Era Globalisasi
Secara etimologi, menurut kamus besar bahasa
Indonesia “era” diartikan sejumlah tahun dalam jangka waktu antara
beberapa peristiwa penting dalam sejarah atau masa. Sedangkan menurut kamus
ilmiah popular era berarti zaman, masa
atau kurun waktu. Sedangkan kata “globalisasi” berasal dari kata
dasar global, yang artinya menyeluruh, seluruhnya,
garis besar, secara utuh, dan kesejagatan.
Jadi globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan seluruh aspek kehidupan,
perwujudan (perubahan) secara menyeluruh aspek kehidupan. Dan perubahan
merupakan suatu proses actual yang tidak pernah hilang selama manusia hidup di
muka bumi ini. Keharusan ini dimungkinkan karena manusia pada dasarnya adalah
makhluk kreatif sebagai sunnatullah atas rasa, cipta, dan karsa
yang diberikan maha pencipta kepadanya.
Era globalisasi dalam arti terminologi adalah
sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan diantara masyarakat
dan elemen-elemen yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi
dibidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan
ekonomi internasional. Globalisasi juga dimaknai dengan gerakan mendunia, yaitu
suatu perkembangan pembentukan sistem dan nilai-nilai kehidupan yang bersifat
global. Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara
menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan yang wajar.
Sebab mau tidak mau, siap tidak siap perubahan itu akan terjadi. Era ini di
tandai dengan proses kehidupan mendunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama dalam bidang tranformasi dan komunikasi serta terjadinya
lintas budaya.
Istilah globalisasi menurut Akbar S. Ahmad
dan Hasting Donnan yang memberikan batasan bahwa globalisasi pada
prinsipnya mengacu pada perkembangan-perkembangan yang cepat didalam teknologi
komunikasi, transformasi, informasi yang bisa membawa bagian-bagian dunia yang
jauh ( menjadi hal-hal ) yang bisa dijangkau dengan mudah.[1]. Globalisasi adalah bagian dari perubahan
ruang, gerak dan waktu dari nilai-nilai manusia secara universal menuju sebuah
spectrum keluarga besar masyarakat dunia ( Global Citizen )[2].
B.
Globalisasi Sebagai Ancaman atau Tantangan
Istilah “globalisasi”yang sangat populer
ini, dapat pula berarti ideologi. Alat , oleh karena itu merupakan wujud
keberhasilan ilmu teknologi, terutama sekali dibidang komunikasi. Ketika
globalisasi berarti alat, maka globalisasi sangatlah netral. Artinya, ia
berarti dan sekaligus mengandung hal-hal yang positif, ketika dimanfaatkan
untuk tujuan yang baik. Sebaliknya, globalisasi akan dapat berakibat negative
jika digunakan untuk tujuan yang tidak baik. Dengan demikian globalisasi akan
bergantung kepada siapa saja yang menggunakannya dan untuk keperluan apa serta
tujuan kemana ia dipergunakan.
Keika globalisasi sebagai ideology, sudah
mempunyai arti sendiri dan netralitasnya sangat berkurang. Oleh karena itu,
tidak aneh kalau kemudian tidak sedikit akan terjadi benturan nilai, antara
nilai yang dianggap sebagai ideology globalisasi dan nilai agama, termasuk
agama Islam. Ketika bermakna ideology itulah, globalisasi atau juga pergaulan
hidup global baru ada respon dari agama-agama, termasuk Islam. Baik sebagai
alat maupun sebagai ideology.
Menurut Syamsul, salah
satu senior lecturer di Monash University dulu, ada dua hal yang menjadi
tantangan terbesar bagi dunia pendidikan di Indonesia menghadapi era
globalisasi dunia sekarang.
Æ Yang pertama,
adalah Teknologi. Minimnya pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi kemampuan
para edukator. Saya yakin bahwa banyak guru-guru yang tidak mengetahui adanya
internet sedangkan para murid sudah technology-aware.
Æ Yang kedua,
masuknya sekolah plus dengan overseas syllabus. Tantangan ini bisa
berdampak positif dan berdampak negatif, tergantung dari perspektif mana kita
melihatnya.
Ö Pertama, Sebagai Ancaman
Akhir-akhir ini, banyak kita ketahui,
bermunculan gaya pergaulan dikalangan anak muda. Seperti, kelompok ABG
gedongan, kelompok eksekutif, kelompok anak muda sukses, kelompok anak orang
kaya, dan masih banyak contoh kelompok yang dibangun atas dasar gengsi. Yang
semuanya itu tidak lepas dari gaya hidup global.
Dalam pendefinisian itu, disana banyak ancaman
budaya berupa kebebasan yang datang dari dunia sekuler yang umumnya Barat. Dan
ketika kebebasan ini berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal dan
nasional, terlebih lagi nilai agama. Akan terasa terancam olehnya. Tentu saja
kebebasan disini tidak dalam pengertian yang positif seperti kebebasan
menyampaikan pendapat kritik sosial dan semacamnya. Namun, ia adalah
kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriah (pleasure), egoisme,
dan hedonisme. Akibat negative dari kebebasan penyalahgunaan narkoba,
kebebasan seks, kebebasan makan dan minum barang haram, dan sejenisnya. Yang demikian itu akan
mengancam pada masyarakat yang terlalu mudah hanyut untuk berimitasi
globalisasi atau akan menjadi lingkaran setan bagi mereka.[3]
Ö Kedua, Sebagai Tantangan
Di pihak lain, jika globalisasi itu memberi
pengaruh hal-hal, nilai dan praktek, yang positif, maka seharusnya menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mampu menyerapnya, terutama sekali
hal-hal yang tidak mengalai benturan dengan budaya lokal maupun nasional,
terutama sekali nilai agama. Dengan kata lain, bagaimana agar nilai-nilai
positif yang ada di Barat atau bahkan di belahan Negara lain, dapat masuk ke
bangsa kita dan dapat pula dipraktekan di tengah-tengah masyarakat kita,
seperti budaya disiplin, kebersihan, tanggungjawab, egalitarisme, kompetisi,
kerja keras, penghargaan untuk orang lain, dan sejenisnya. Disinilah seharusnya
agama mampu menyaring, yang baik dapat diikuti dan yang jelek harus dihindari.
Lebih dari itu, bagaimana kita mampu memberi
pendidikan kepada anak-anak kita dan bangsa kita agar ketika mereka mengetahui
nilai yang negative, mereka akan menghindarinya, bukan malah menirunya. Dan
sebaliknya, ketika anak-anak mengetahui nilai –nilai yang positif dan
memberikan manfaat untuk bangsanya, mereka akan senantiasa menirunya dan akan
mengadopsinya, bukan malah menghindarinya. Ini berarti berkaitan dengn banyak aspek, termasuk pendidikan, kemauan politik, praktek
hukum dan tidak ketinggalan adalah contoh dari pimpinan kita.
C. Persiapan Sumber Daya
Manusia dalam Menghadapi Globalisasi
1.
Perlunya landasan
Dalam menghadapi era
globalisasi yang penuh dengan kompetisi, yang harus dilakukan adalah penyediaan
sumber daya manusia yang memiliki kesiapan mental sekaligus kesiapan skill atau
manusia professional, namun demikian untuk menjadi manusia professional
haruslah mempunyai landasan yaitu ajaran agama Islam, landasan motivasi,
inspirasi dan aqidah.
Ö Mempertanggung jawabkan apa yang diperbuat
didunia, baik formalitas administrative sesuai ketentuan yang ada didunia
sendiri maupun hakiki yang menceburkan diri dalam kehidupan globalisasi., maka
seharusnya kita sadar akan tanggungjawab kita sendiri terhadap apa yang kita
perbuat.
2.
Persiapan sumber daya manusia dengan kriteria pribadi berkualitas
a)
Aspek Intelektual
Ü Kemampuan Analisis
Ü Kemampuan Fokus
Ü Kemampuan Organisasi
Ü Kemampuan Teknis Praktis
Ü Kemampuan penguasaan multi bahasa, dasar :
Indonesia dan Inggris ; Pilihan tambahan : Mandarin, Perancis, Jepang ( salah
satu ).
Ü Menyenangi bukti, music, kesenian, filsafat, dan
Ilmu pengetahuan.
Ü Bekerja keras untuk mendapatkan nilai/hasil yang
baik
Ü Memiliki wawasan nasional dan internasional
Ü Sistematika kerja, kecepatan kerja dan
ketelitian kerja.
b)
Aspek Ketrampilan
c)
Aspek Kepribadian ; 16 Nilai Dasar ( Basic Values )
Ü Integritas Tinngi
Æ Terbuka
Æ Konsisten
Æ Berorientasi hasil
Æ Rajin
Æ Disiplin
Æ Kontrol Diri
Æ Keberanian
Æ Kesederhanaan
Æ Pendengar yang baik
Æ Bisa dipercaya
Æ Mempunyai tujuan jelas
Æ Memikirkan orang
Æ Jujur
Æ Memiliki prinsip
Æ Memanfaatkan peluang
Æ Mengakui kesalahan
Ü Kemandirian
Ü Kreatif
Ü Berani mengambil resiko
Ü Humor
Ü Daya tahan
Ü Rasa hormat
Ü Suka menolong
Ü Kerjasama
Ü Semangat belajar seumur hidup
Ü Pemberdayaan
Ü Kepemimpinan
Ü Komitmen
Ü Kebanggaan
Ü Keadilan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Æ Globalisasi dapat
diartikan sebagai pengglobalan seluruh aspek kehidupan, perwujudan (perubahan)
secara menyeluruh aspek kehidupan.
Æ Globalisasi dinilai
sebagai tantangan, maka seharusnya menjadi tantangan bagi bangsa
Indonesia untuk mampu menyerapnya, terutama sekali hal-hal yang tidak mengalai
benturan dengan budaya lokal maupun nasional, terutama sekali nilai agama. Dan
globalisasi sebagai ancaman seperti banyaknya ancaman budaya
berupa kebebasan yang datang dari dunia sekuler yang umumnya Barat. Dan ketika
kebebasan ini berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal dan nasional,
terlebih lagi nilai agama. Akan terasa terancam olehnya.
Æ Dalam era globalisasi
perlunya mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai landasan dan
mempunyai criteria pribadi yang berkualitas
B.
Saran
Æ Dalam menghadapi tantangan globalisasi
perlunya memiliki kesiapan mental yang cukup tinggi dan memiliki kemampuan
skill serta mampu menjadi manusia yang professional yang berlandasan ajaran
agama Islam.
Æ Dampak dari globalisasi bisa dilihat dari segi
positif dan negative yang kita peroleh, sebaiknya kita mampu memilih dan
mengerti apa-apa yang kita serap dari dampak yang ditimbulkannya, apakah
memberikan sisi positif bagi diri kita, atau malah sebaliknya.
Æ Mulailah dari diri sendiri untuk berbuat
sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arif
AM, M . 2011 . Ilmu Pendidikan Islam . Kertososno : Iress Press
Kerjasama dengan STAIM
Azizy,
Qodri . 2004 . Melawan Globalisasi . Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Darajat, Zakih . 1992 . Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks
Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum . Bandung : Alumni
Ramayulis,
H . 2010 . Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kalam Mulia
Usa, Muslih dan Aden Wijdan SZ . 1997 . Pendidikan Islam
dalam Peradaban Industrial
Yogyakarta : Aditya Media
Widayati, C Sri . 2002 . Reformasi
Pendidikan Dasar . Jakarta : PT. Gramedia Sarana Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar